Dinamikaindonesia.co.id, Banyuwangi | Program Banyuwangi Rebound yang dicanangkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk mempercepat penanganan pandemi di daerah mendapat apresiasi positif dari sejumlah pihak. Atas program tersebut, Ipuk meraih penghargaan PWI Jatim Award 2022 kategori tokoh pemerintah daerah inspiratif dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Penghargaan tersebut diterima Ipuk dalam acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Lamongan, Sabtu (26/3/2022). Hadir dalam kesempatan itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga : Pemkab Banyuwangi Perluas Pasar Durian Lokal
Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim menjelaskan Bupati Ipuk dinilai sebagai Kepala Daerah yang memiliki kemampuan mengembalikan kondisi perekonomian (recovery) yang sempat terganggu akibat pandemi melalui sederet strategi. Terutama pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selain sektor pertanian dan pariwisata.
"Dalam kerangka program Banyuwangi Rebound dengan tiga prioritasnya terlihat strategi dan taktik Ibu Bupati sebagai pemimpin daerah untuk menghadapi pandemi ini. Ini yang kita apresiasi," kata Lutfil.
Dia lalu menyebut sederet upaya pemkab untuk melakukan pemulihan ekonomi. Seperti program 'Hari Belanja di Pasar Tradisional yang menggerakkan semua elemen untuk berbelanja di warung dan pasar rakyat.
"Ini bukti kesungguhan Ibu Ipuk untuk mempercepat recovery ekonomi. Atas peran dan kontribusinya bagi kemajuan daerah, kami menganugerahkan PWI JATIM AWARD sebagai bentuk penghargaan tertinggi dari kalangan pers di Jatim," kata Lutfil.
Banyuwangi Rebound merupakan sebuah gerakan bersama yang digelorakan Bupati Ipuk untuk bangkit setelah semua sektor terdampak karena pandemi.
"Sudah saatnya, 2022 Banyuwangi bangkit. Kita semua gotong royong dan bekerja sama untuk rebound. Tidak hanya berbicara tentang pariwisata dan UMKM, tapi semua sektor harus melompat," jelas Ipuk.
Banyuwangi Rebound sendiri dibangun di atas tiga pilar utama. Pertama, penanganan pandemi dari sisi kesehatan, kedua pemulihan ekonomi lewat program-program peningkatan ekonomi kerakyatan. Dan ketiga, adalah merajut harmoni dengan memperkuat solidaritas sosial.
"Dengan sejumlah intervensi pemkab tersebut, kini ekonomi Banyuwangi mulai “rebound”," pungkasnya.
Jika pada 2020 terkontraksi di angka -3,58 persen, pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Banyuwangi tercatat 4,08 persen, di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional. Ketika di masa pandemi semua daerah mengalami peningkatan kemiskinan, kenaikan kemiskinan di Banyuwangi merupakan yang terendah se-Jatim, yaitu naik 0,01 persen sepanjang 2020 ke 2021, berdasarkan data BPS. (*)