Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memberikan fasilitas kepada pelajar untuk berangkat dan pulang sekolah mengendarai angkutan kota (angkot) gratis.
Program keren tersebut, selain menjamin kemudahan transportasi juga turut memberdayakan para sopir angkot.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Dorong Pendidikan Inklusif Melalui Insentif Guru Agama
Program ini telah dirasakan manfaatnya oleh pelajar di Banyuwangi. Salah satunya, Syerli Puspitasari yang mengaku sangat terbantu dengan program tersebut.
“Tidak repot harus menunggu angkot lama karena kita sudah tahu jadwalnya. Pulangnya juga demikian, bisa ontime karena angkotnya sudah menunggu di depan sekolah,” kata siswi SMKN 1 Glagah tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Dewi Wulandari, siswi SMP Muhammadiyah 3. Dia mengaku senang setiap pagi ada angkot gratis yang menjemputnya di Panti Asuhan, tempat dia tinggal saat ini.
"Dulu sekolah naik sepeda, kadang bisa telat sampai sekolah. Alhamdulillah sekarang ada angkutan gratis dan langsung dijemput dari panti. Bisa naik rame-rame bareng teman-teman," kata Dewi.
Program angkutan pelajar gratis memudahkan mobilisasi pelajar saat akan berangkat maupun pulang sekolah. Selain itu, fasilitas Pemkab Banyuwangi ini juga membantu para wali murid dengan meringankan beban biaya transportasi.
Ditambah dengan program ini juga untuk meningkatkan pendapatan sopir angkot. Setiap hari sekolah (Senin – Sabtu) terdapat 25 angkot yang melayani ratusan pelajar berangkat maupun pulang sekolah. Rata-rata setiap armada mengangkut 10-15 pelajar dalam sekali trip.
Angkutan umum tersebut disewa khusus untuk antar jemput pelajar. Ada delapan rute yang dilayani. Menjangkau empat kecamatan yang meliputi Banyuwangi, Glagah, Giri dan sebagian Kecamatan Kalipuro.
Kendaraan tersebut beroperasi pada pukul 06.00 – 07.30 WIB dan jam pulang sekolah 12.00-13.00 WIB. Sekali berangkat, sopir angkot mendapat Rp 75.000. Dengan demikian apabila, mengantar berangkat dan pulang sekolah, sopir angkot bisa mengantongi Rp 150.000/hari.
"Alhamdulillah sekarang ada penghasilan tetap setiap hari. Kalau hanya mengandalkan keliling kadang kurang," kata salah satu sopir angkot, Hartono. (*)