Banyuwangi – Suasana berbeda tampak di aula SMP Negeri 3 Genteng, saat para siswa menyulap aula sekolah menjadi tempat pemungutan suara untuk memilih ketua dan wakil ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Proses pemilihan yang berlangsung dengan tertib ini menjadi pengalaman berharga bagi para siswa dalam mempraktikkan demokrasi secara langsung.
Tiga pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIS bersaing dalam pemilihan ini, yaitu Amellia Laila-Puuguh Shafrina, Selli Ayu Malinda-Putri Anggara, dan Agil Galih-Devandra Aprilia.
Baca Juga : Polda Jatim Dicatut Dalam Kasus Pemerasan di Banyuwangi
Pemilihan ketua OSIS yang berlangsung meriah ini menjadi ajang bagi siswa untuk belajar tentang pentingnya pemilihan langsung dalam sistem demokrasi.
Setelah proses penghitungan suara yang berlangsung transparan, pasangan Agil Galih dan Devandra Aprilia dinyatakan sebagai pemenang dengan perolehan suara terbanyak, yaitu 257 suara.
Kepala SMPN 3 Genteng, Dra. Dwi Ane Wulandhari, M.Si, menyatakan bahwa pemilihan ketua OSIS ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep Merdeka Belajar, di mana siswa diajarkan untuk mengenal sistem demokrasi secara langsung.
“Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar teori demokrasi di kelas, tetapi juga mempraktikkannya secara langsung melalui pemilihan yang adil dan terbuka. Ini merupakan pembelajaran yang sangat berharga bagi mereka,” ujar Dwi Ane.
Pemilihan ketua OSIS kali ini disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai proses pemilihan umum yang sebenarnya, lengkap dengan bilik suara, surat suara, serta panitia pemungutan suara yang diisi oleh para siswa.
Hal ini bertujuan agar siswa dapat merasakan dan memahami pentingnya proses pemilihan secara langsung dalam menentukan pemimpin yang akan mengayomi mereka.
Selain itu, Dwi Ane menambahkan bahwa kegiatan seperti ini juga dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam memilih pemimpin. “Mereka belajar untuk menilai visi dan misi dari setiap calon, sehingga mereka bisa menentukan pilihan yang tepat. Hal ini juga menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri mereka sebagai pemilih,” tambahnya.
Proses pemilihan ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang membekas bagi para siswa, sekaligus membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya demokrasi dan pemilihan yang adil.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, SMPN 3 Genteng berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga paham akan pentingnya demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kami berharap kegiatan semacam ini akan terus berlanjut, karena selain mendidik siswa tentang demokrasi, kegiatan ini juga melatih kepemimpinan serta partisipasi aktif siswa dalam kegiatan sekolah,” tutup Dwi Ane Wulandhari. (*)