Banyuwangi – Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore berada di wilayah barat Kota Banyuwangi. Jaraknya sekitar 50 kilometer dari pusat kota ini.
Desa ini ternyata memiliki potensi yang cukup tinggi di sektor pertanian. Ya, ada pertanian alpukat yang cukup luas di daerah ini.
Baca Juga : Puasa Ramadan dan Manfaat Detoksifikasi
Jenis alpukat aligator yang mulai dikembangkan di Desa Bumiharjo. Lahannya terhampar di Perkebunan Madukara, yang berada di kawasan hutan.
Pengelolaannya di bawah Perhutani KPH Banyuwangi Barat. Sementara petaninya adalah warga yang tergabung di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
“Lahan perkebunan alpukat ini merupakan milik Perhutani, namun dikelola bekerjasama dengan petani yang merupakan warga sekitar kawasan hutan,” Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Luas lahan yang dikembangkan sekitar 20 hektare untuk pertanian alpukat aligator. Meskipun, ada total 2000 hektare di kawasan Perhutani ini.
Saat ini, baru 6000 pohon alpukat aligator yang sudah tertanam. Rencananya, akan dimaksimalkan hingga 200 ribu pohon.
“Selain jenis alpukat aligator, ada 4 jenis varietas alpukat lain yakni alpukat markus, miki, red vietnam dan raung,” katanya.
Saat ini, kata Ipuk, alpukat aligator bisa panen 500 kilogram sekali panen. Sejauh ini, sudah panen sebanyak tiga kali.
“Kita nanti promosikan, Dinas Pertanian saya minta terus mendampingi. Kalau terus berkembang, bisa saja kita bikin festival yang mengangkat potensi alpukat Berbagai varietas, kuliner, olahan, serta yang bertemakan alpukat lainnya,” jelas Ipuk.
Kadis Pertanian dan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan menyambut gembira kabar baik ini. Pihaknya juga optimis secara optimal mendampingi petani alpukat di wilayah setempat.
“Setelah melihat langsung potensi di lokasi, Ibu Ipuk sangat mendukung agar kedepannya komoditas ini dapat dikembangkan lebih lanjut. Tentu pendampingan akan kami tingkatkan. Sehingga kedepan tidak menutup kemungkinan akan hadir festival baru dengan tema alpukat,” katanya.