Digitalisasi Pengawasan Proyek DPU Pengairan Banyuwangi Lewat Aplikasi Mawasdiri

$rows[judul]

Banyuwangi - Inovasi digital terus diperkuat oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi guna mendorong akuntabilitas dan ketepatan waktu dalam pelaksanaan proyek fisik. Terobosan terbaru mereka, sebuah platform terintegrasi bernama Sistem Informasi Pengawasan dan Direksi (Mawasdiri), telah menjadi tulang punggung pemantauan proyek secara real-time, menggeser metode konvensional yang lambat dan rentan terhadap ketidakefisienan. 

Lahir dari kebutuhan akan sebuah mekanisme pengawasan yang andal, Mawasdiri memungkinkan seluruh tahapan proyek—mulai dari inisiasi, progres harian, hingga penyelesaian akhir—dapat diakses secara digital. Hal ini secara signifikan mengurangi ketergantungan pada laporan lapangan manual yang seringkali memakan waktu. 

Riza Al Fahroby, Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, menegaskan bahwa kehadiran aplikasi ini merupakan implementasi konkret dari Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2025 tentang Inovasi Daerah. “Mawasdiri bukan sekadar alat monitor, tetapi sebuah langkah strategis menuju tata kelola proyek yang terbuka dan terukur. Akses data yang diberikan kepada masyarakat dan instansi terkait mencerminkan prinsip good governance,” papar Riza. 


Baca Juga : Bubak Bumi Tradisi Petani Banyuwangi Menyemai Harapan di Awal Musim Tanam

Platform yang kompatibel dengan website dan perangkat Android ini menampilkan sejumlah fitur kunci, termasuk dashboard realisasi anggaran, peta sebaran proyek, dan status lengkap setiap pekerjaan. Fitur-fitur ini memungkinkan para pengawas dan pejabat teknis melakukan pemantauan intensif tanpa harus selalu berada di lokasi, sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan. 

Lebih dari sekadar efisiensi, sistem ini berperan sebagai alat kendali mutu. “Dengan Mawasdiri, kami dapat meminimalisir risiko deviasi spesifikasi teknis dan mengidentifikasi potensi penyelewengan sejak dini. Konsolidasi data yang cepat juga mempermudah evaluasi antar-seksi,” tambah Riza. 

Dampak positif yang terlihat adalah optimalisasi anggaran. Setiap tahap pembangunan dapat dilacak akurasinya, memastikan penyerapan dana sesuai dengan output yang ditargetkan. “Ini tentang memastikan bahwa setiap pagu anggaran yang dikeluarkan memberikan nilai manfaat langsung bagi publik,” tegas Riza. 

Transformasi digital ini semakin memperkuat posisi Banyuwangi sebagai salah satu daerah percontohan dalam menerapkan tata kelola pemerintahan yang responsif dan berorientasi pada hasil. (*)