Banyuwangi - Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy
Hariyanto, mendukung wacana menghapus sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB). Menurutnya, sistem tersebut tidak cocok diterapkan di
Banyuwangi.
“Saya sejak awal tidak setuju zonasi. SMA dan SMK negeri
kita belum memiliki kualitas yang merata di seluruh Banyuwangi,” kata Michael,
Senin (2/12/2024).
Michael menyampaikan, sistem zonasi hanya memberikan
ketidakadilan bagi siswa berprestasi di desa yang harus masuk sekolah
berdasarkan zonasi.
Baca Juga : DPRD Banyuwangi Apresiasi Keamanan Pilkada 2024, Namun Serukan Perbaikan dalam Partisipasi Pemilih
“Kalau sekolah di desanya belum setara, anak berbakat justru
dirugikan. Banyuwangi belum siap untuk zonasi,” tambahnya.
Bahkan, kata Michael, ada beberapa orang yang rela pindah
KTP agar bisa masuk sekolah favorit yang mereka inginkan.
Politisi sekaligus Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi ini
menyarankan agar sistem zonasi dihapus sepenuhnya.
“Banyak orang pindah KTP hanya demi zonasi. Ini memaksa
masyarakat berbohong demi sekolah favorit,” ujarnya.
Ia meminta pemerintah lebih baik fokus pada peningkatan
kualitas sekolah di semua wilayah agar adil bagi semua siswa.
“Solusi terbaik adalah pemerataan mutu pendidikan, bukan
sistem yang memaksa,” pungkas Michael.
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti untuk
menghapus kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi.
Menurut Gibran, PPDB jalur zonasi belum bisa diterapkan di
semua wilayah. Gibran merujuk pada pengalamannya saat menjabat Wali Kota Solo,
di mana dia kerap menerima keluhan yang sama terkait sistem zonasi seperti
perpindahan domisili menjelang PPDB.