Dinamikaindonesia.co.id - PT Bumi Suksesindo (PT BSI) bersama Kelompok Wisata Parang Semar, Purwosari, Buluagung, Siliragung, Banyuwangi, menanam ribuan pohon bakau (mangrove). Penanaman mangrove tersebut, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH).
Sesuai dengan tahun peringatan HLH, setidaknya ada 2023 pohon mangrove yang ditanam. Dengan diikuti ratusan warga Dusun Purwosari, aparat Pemerintah Desa Buluagung, dan Forpimka Siliragung. Jajaran dinas pemerintahan Banyuwangi yang hadir, antara lain Dinas Kehutanan, Perhutani, dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Ini adalah komitmen kami untuk terlibat aktif dalam konservasi lingkungan sesuai dengan prinsip-prinsip keseimbangan environment, social and governance (ESG),” kata Deputy General Manager of Operations PT BSI, Kieran Rich, Sabtu (10/6/2023).
Baca Juga : DPRD Banyuwangi Gelar Paripurna Nota Pengantar Raperda RTRW
Mangrove adalah semak atau pohon yang tumbuh di pantai air asin atau air payau. Kalau dilihat secara parsial, pohon ini terlihat sederhana jika berdiri sendiri. Akan tetapi, apabila pohon mangrove ini berjumlah banyak hingga membentuk sebuah hutan, manfaatnya akan sangat besar bagi kehidupan kita. Hutan mangrove bisa mengurangi erosi dan abrasi akibat arus dan pasang surutnya ombak.
Peringatan HLH tahun ini mengusung tema “Beat Plastic Pollution”. Sampah plastik menjadi masalah yang serius di seluruh dunia. Tercatat sampah plastik dari Indonesia ke lautan mencapai 5,4 juta metrik ton setiap tahunnya. Indonesia termasuk penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia.
Lebih dari itu, sampah plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar bisa terurai secara alami. Sampah plastik di lautan bisa merusak biota yang ada di dalamnya.
“Kami ingin menjadikan hari ini sebagai pengingat dan penggugah kesadaran kita untuk berbuat baik bagi bumi dengan mengurangi sampah plastik yang mengotorinya,” ucap Kieran.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi Dwi Handayani, S.T., M.Si. mengapresiasi kegiatan penanaman mangrove dan bersih pantai Parang Kursi ini. Permasalahan sampah plastik hanya bisa diatasi apabila ada komitmen bersama untuk mengatasinya.
"Apabila pemerintah saja yang mengatasi tidak akan mampu," katanya.
Sampah anorganik apabila dikelola bisa bernilai ekonomi. Dwi Handayani mencontohkan apa yang dilakukan oleh para pengelola sampah di Tembokrejo dan Tambakberas, Muncar, Banyuwangi. Melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), mereka bisa mendapat penghasilan. Pada Maret 2022, mereka berhasil mengekspor 6 ton sampah plastik ke Austria.
Dwi Handayani juga mengapresiasi aksi-aksi lingkungan yang telah dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi, seperti Banyuwangi Sungai Watch dan EcoRanger.
"Semoga Banyuwangi menjadi daerah yang lebih bersih, hijau, dan sehat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Wisata Parang Semar Sutarwiyanto menyatakan bahwa dia sangat respek dengan kegiatan ini. Terlebih lagi, abrasi di Parang Semar sudah cukup parah bahkan sudah menyentuh tanah perpajakan milik warga Dusun Purwosari.
“Kami ingin menanggulangi abrasi sekaligus mempercantik wisata Parang Semar,” pungkasnya.