BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Gandrung Sewu. Festival yang berlangsung di Pantai Marina Boom, itu diikuti sebanyak 1.248 penari.
Setelah dua tahun tidak digelar karena Pandemi Covid-19, Festival tahun ini ternyata berhasil menyita antusiasme penonton.Membuktikan bahwa Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu gudangnya seni budaya di Indonesia. Bahkan Banyuwangi juga terus mempertahankan identitas tersebut.
Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara mengatakan apa yang dilakukan Banyuwangi selaras dengan visi Presiden RI Pertama Ir Soekarno.
Itu tertuang dalam ajaran tri sakti Bung Karno. Disebutkan bahwa negara harus berkepribadian dalam kebudayaan.
"Hal ini sudah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi dan jelas ini harus dipertahankan dan didukung," kata Made.
Made membeberkan, dalam tri sakti Bung Karno sebuah bangsa akan berdiri kokoh bila memiliki kemandirian dalam bidang ekonomi, kedaulatan dalam bidang politik, dan kepribadian dalam bidang kebudayaan.
Kepribadian dalam bidang kebudayaan menjadi kata kunci. Sebab, sebuah bangsa tidak akan bisa menciptakan peradabannya sendiri tanpa pondasi kebudayaan yang kuat.
"Peradaban adalah wujud material dan kebudayaan adalah rohnya," jelasnya.
Terakhir, Made berharap pagelaran Gandrung Sewu terus menjadi agenda tahunan Banyuwangi. Ia juga meminta agar terus dibenahi dan dievaluasi jika memang ada beberapa kekurangan.
Sebab, Made menambahkan bahwa Bumi Blambangan adalah miniatur Indonesia. Artinya, sesuai semangat nasionalisme, seluruh budaya asli Nusantara wajib hukumnya di uri-uri.
"Apalagi dengan sajian kolosal, dan koreografi yang bagus, Gandrung Sewu terbukti telah menjadi magnet ampuh dalam mendatangkan wisatawan," pungkasnya.