Normalisasi Sungai Digencarkan DPU Pengairan Banyuwangi Antisipasi Banjir Kota

$rows[judul]

Banyuwangi – Menjelang puncak musim hujan, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Banyuwangi memperketat langkah mitigasi banjir di kawasan perkotaan. Salah satu fokus utama yakni program normalisasi sungai melalui pembersihan aliran dan pengangkatan sedimen yang berpotensi menghambat laju air.

Plt Kepala DPU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fahrobi, menjelaskan bahwa normalisasi sungai merupakan bagian dari strategi menjaga fungsi saluran agar tetap optimal. Upaya ini dilakukan baik di sungai utama maupun saluran sekunder yang terhubung dengan sistem drainase kota.

“Normalisasi sungai adalah upaya mengembalikan fungsi aliran air agar dapat mengalir dengan lancar. Sedimen berupa lumpur, sampah, atau material lain yang menumpuk dapat memperlambat bahkan menutup jalur air,” ujar Riza.


Baca Juga : 67 Trash Barrier Dipasang DPU Pengairan Banyuwangi Perketat Pertahanan Sungai

Menurutnya, kegiatan pengangkatan sedimen dilakukan secara rutin dan terjadwal, terutama pada titik-titik yang memiliki riwayat genangan. Beberapa waktu terakhir, DPU Pengairan telah melakukan pengerukan di Lingkungan Keramat, Kelurahan Kertosari, hingga Lingkungan Wonosari, Kelurahan Sobo—dua wilayah yang kerap mengalami kenaikan debit air saat hujan deras.

Pembersihan dilakukan dengan dua metode, menyesuaikan kondisi lapangan. Jika akses terbatas, pengerjaan dilakukan secara manual dengan melibatkan warga sekitar, relawan, dan petugas lapangan. Namun, untuk sungai yang memiliki ruang kerja cukup, DPU Pengairan mengerahkan alat berat seperti ekskavator guna mempercepat proses pengerukan.

“Prinsipnya, apa yang kita lakukan bertujuan mengantisipasi banjir di musim hujan agar aliran air hujan lancar hingga ke muara,” kata Riza. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah terus memperbaiki infrastruktur pengairan, mulai dari saluran permukiman, gorong-gorong, hingga pintu air pengendali debit.

Selain intervensi teknis, DPU Pengairan juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Riza menyebut, persoalan banjir bukan hanya akibat faktor alam, namun juga dipengaruhi perilaku manusia yang masih membuang sampah ke sungai dan saluran air.

Karena itu, pihaknya mengajak warga memperkuat budaya gotong royong, rutin membersihkan lingkungan, dan memastikan saluran tidak tertutup sampah, sedimen, atau tanaman liar. “Kami berharap masyarakat ikut menjaga dan memelihara saluran air, karena pencegahan banjir adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Pemkab Banyuwangi memastikan pemantauan sungai tetap dilakukan secara berkala, terutama saat curah hujan meningkat, sebagai langkah antisipatif meminimalkan risiko banjir di wilayah perkotaan. (*)