Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus
berupaya agar para petani di Banyuwangi mengurangi ketergantungan pupuk kimia,
dengan perlahan beralih ke pupuk organik. Di tiap program Bupati Ngantor di
Desa (Bunga Desa), Ipuk selalu bertemu kelompok tani dan mendorong agar petani
menggunakan sistem pertanian organik.
Kini telah banyak kelompok tani yang memproduksi pupuk
organik sendiri, dengan memanfaatkan limbah organik yang ada di lingkungan
sekitar.
Seperti para petani di Kecamatan Rogojampi, berhasil
memproduksi pupuk Nitrogen Pospor Kalium (NPK) cair yang berasal dari limbah
dapur, seperti kulit nanas, kulit kacang kedelai, dan lainnya.
Baca Juga : Sepekan di AWT: Dari Panorama Pegunungan hingga Pertunjukan Seni
"Saya senang banyak kelompok tani di Banyuwangi yang
perlahan beralih ke pupuk organik. Sebelumnya ada kelompok tani yang
memanfaatkan hewan ternak domba, kambing, maupun sapi, yang diolah menjadi
pupuk cair organik," kata Ipuk saat mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) Rogojampi, di sela program Bunga Desa, di Desa Lemahbangdewo, Rogojampi.
Di tiap program Bunga Desa, Ipuk selalu menyempatkan bertemu
kelompok tani, untuk mengetahui permasalahan para petani dan membahas
solusinya. Di tiap pertemuan itu, masalah pupuk selalu diutarakan petani
Karena itulah, Ipuk terus mendorong agar kelompok tani memproduksi pupuk organik sendiri, seperti
yang telah banyak dilakukan di berbagai desa.
Ipuk mengatakan pembuatan pupuk organik itu mudah, karena
bahan-bahannya banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Sudah banyak kelompok
tani di Banyuwangi yang berhasil menerapkan penggunaaan pupuk organik bahkan
telah memiliki sertifikasi.
Dengan pupuk organik, selain mampu menekan biaya produksi,
juga mampu meningkatkan produksi petani serta lebih menyuburkan tanah.
"Karena itu saya minta Dinas Pertanian dan penyuluh
petani, untuk terus melakukan pendampingan dan pelatihan agar para petani bisa
memproduksi dan beralih ke pupuk organik, " jelas Ipuk.
Ditambahkan koordinator BPP Rogojampi, Feby Cahayaningrum,
rutin melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik di 20 desa di dua kecamatan
yakni Rogojampi dan Blimbingsari, yang merupakan wilayah kerja mereka.
"Saat ini sudah banyak petani yang mengurangi dosis
atau bahkan benar-benar beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik. Bahkan ada
tiga kelompok tani yang mendapat sertifikasi organik, kata Feby.
Feby mengatakan dengan penggunaan organik bisa mengurangi 30
hingga 50 persen biaya produksi petani, sehingga keuntungan petani juga
meningkat.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi,
Arief Setiawan menambahkan, pihaknya sangat mendukung langkah Bupati Ipuk dalam
mendorong petani beralih ke pupuk organik. Dinas Pertanian akan terus
memberikan pendampingan dan bantuan teknis kepada kelompok tani agar mereka
dapat lebih mandiri dalam memproduksi pupuk organik.
“Ini tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga dapat
meningkatkan kesejahteraan para petani," kata Arief.