Dinamikaindonesia.co.id - Perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi pada semester pertama 2023 mengalami penurunan alhasil tidak sesuai dengan target yang telah disepakati antara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan DPRD Banyuwangi.
“Seharusnya Perolehan PAD Tahun 2023 Banyunyuwangi meningkat, sebab target yang disepakati saat itu sudah diturunkan dengan alasan takut terjadi gelombang Pandemi Covid-19 kedua,” ujar Syamsul Arifin, Anggota DPRD Banyuwangi F-PPP.
Baca Juga : PKBM Banyuwangi Dapat Apresiasi Ketua DPRD Banyuwangi
Lebih lanjut Politisi PPP yang telah menjadi Anggota DPRD Banyuwangi selama tiga periode ini menyatakan, dengan tidak terjadinya Pandemi Covid-19 gelombang kedua, maka tidak ada alasan Penurunan capaian PAD 2023.
"Tapi ternyata PAD saat ini belum menyentuh 50%, Masih 44%, kelaziman di perubahan APBD naik 10%,” ungkapnya.
Syamsul Arifin menjabarkan, dengan penurunan tersebut dikhawatirkan bertolak belakang dengan Prestasi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang sebelumnya telah menerima Apresiasi dari Kemenkeu RI dalam bentuk Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) sebesar Rp.12,29 miliar.
Karena itu, sebagai Anggota DPRD Banyuwangi ia berharap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani lebih mengintensifkan kinerja SKPD dalam memperoleh PAD, sekaligus menjaga sumber-sumber PAD lain dari kebocoran.
"Mohon intensifikasi PAD & Sumber-sumber PAD benar-benar dijaga betul dari kebocoran. Kami haqqul yaqin potensi Banyuwangi jauh LBH besar dari target yang disepakati,” pungkasnya.