![$rows[judul]](https://dinamikaindonesia.co.id/asset/foto_berita/IMG_20230228_220709.jpg)
BANYUWANGI – Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dari risiko bencana. Seluruh satuan pendidikan di wilayah ini diwajibkan mengimplementasikan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) guna meningkatkan kesiapsiagaan seluruh warga sekolah terhadap potensi bencana alam maupun non-alam.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menyampaikan bahwa pelaksanaan SPAB bukan lagi pilihan, tetapi menjadi kewajiban seluruh sekolah di daerah berjuluk Sunrise of Java ini. Program ini dirancang agar sekolah mampu melindungi siswanya dan tetap menjalankan proses belajar meski dalam kondisi darurat.
Baca Juga : Langkah Banyuwangi Merawat Kearifan Lokal: Beasiswa S1 Seni Dibuka Bagi Putra-Putri Daerah
“Semua sekolah harus menjalankan SPAB. Ini bagian dari upaya kita membangun kesadaran dini dan kemampuan menghadapi bencana sejak dari lingkungan pendidikan,” kata Suratno.
Untuk mendukung pelaksanaan SPAB, sekolah-sekolah akan mendapatkan pendampingan langsung dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi. Pendampingan tersebut mencakup pelatihan, simulasi, hingga penyusunan prosedur evakuasi.
“BPBD akan terlibat penuh dalam pelatihan dan pendampingan agar program ini berjalan maksimal,” tambah Suratno.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dispendik Banyuwangi, Didik Eko Wahyudi, menjelaskan bahwa SPAB berfokus pada peningkatan pemahaman risiko bencana di lingkungan sekolah. Melalui program ini, sekolah diharapkan mampu menyusun rencana kontingensi dan jalur evakuasi yang sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
“Tujuannya agar seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf, memiliki kesiapan menghadapi situasi darurat. Sekolah harus menjadi tempat yang aman, baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi,” ujar Didik.
Ia juga menekankan bahwa keberadaan SPAB sangat penting untuk menjaga kesinambungan proses pendidikan saat terjadi bencana, sekaligus melindungi kesehatan dan keselamatan warga sekolah.
“Kami berharap sekolah-sekolah di Banyuwangi bisa menjadi satuan pendidikan yang tangguh, mandiri, dan sigap dalam menghadapi berbagai risiko bencana,” pungkasnya. (*)