Dinamikaindonesia.co.id- Program sungai watch diluncurkan di Banyuwangi diluncurkan pada Selasa, 4 Oktober 2022. Dalam kegiatan itu diisi dengan bersih-bersih aliran sungai dan pantai bersama NGO Sungai Watch.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengajak seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama menjaga ekosistem sungai bebas dari sampah.
Baca Juga : Polda Jatim - Perbakin Ajak Masyarakat Banyuwangi Sukseskan KTT G20 di Bali
"Mari jaga sungai, sungai bukan tempat pembuangan sampah, yuk pulihkan sungai yang tercemar sampah dan buat sungai semakin indah untuk generasi yang akan datang," ungkap Guntur.
Untuk mengurangi sampah di laut, Sungai Watch akan memasang 100 jaring (trash barrier) di sejumlah sungai di penjuru Bumi Blambangan.
Sungai Watch, NGO yang dikomandoi Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib, dikenal dengan aktivitasnya yang giat membersihkan sungai.
“Hingga akhir tahun ini, kami targetkan bisa terpasang 100 jaring di sejumlah sungai, muara sungai, maupun aliran irigasi di Banyuwangi. Jaring ini berguna untuk menghadang sampah agar tidak sampai masuk ke laut,” kata Gary Bencheghib, Founder NGO Sungai Watch, Rabu (5/10/2022).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani ikut bergabung dalam kegiatan kerja bakti tersebut, bersama Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Ansori, Direktur Utama PT. Pelindo Properti Indonesia (PPI) I Wayan Eka Saputra, Direktur Operasi Teknik dan Komersial PT PPI Sukariyadi Rudi, dan segenap jajaran OPD Pemkab Banyuwangi. Kegiatan ini juga melibatkan para pelajar, masyarakat, dan sejumlah relawan.
Bersama tim Sungai Watch, Bupati Ipuk dan puluhan peserta lainnya tampak terjun langsung ke aliran Sungai Kali Lo. Mereka mengumpulkan sampah dan memasukkannya ke dalam karung yang telah disiapkan. Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut akan dipilah di gudang sampah milik Sungai Watch.
Gary mengatakan, sejak 26 September lalu tim Sungai Watch telah melakukan pembersihan sampah di sejumlah lokasi di Pantai Marina Boom, termasuk aliran sungai Kali Lo. Total sampah yang berhasil dikumpulkan selama 8 hari pembersihan tersebut mencapai 23 ton.
“Bahkan, di hari pertama kami bisa mengumpulkan hingga 5 ton yang mayoritas adalah sampah plastik. Di antaranya plastik sachet, styrofoam, tas plastik, dan botol minuman,” papar Gary.
Gary menjelaskan, dalam kolaborasi ini Sungai Watch setiap hari akan fokus melakukan pembersihan sungai di tiga wilayah, yakni di Kecamatan Bangorejo, Muncar, dan Banyuwangi. Pembersihan dilakukan oleh 32 personil komunitas Sungai Watch bersama para relawan dari wilayah sekitar.
“Setelah sampah terkumpul, akan dibawa ke gudang kami di Bangorejo. Selanjutnya akan dilakukan pemilahan dan pendataan, terkait merk dan asal produk, sehingga kita bisa tahu polutan terbesar di sini berasal dari mana. Ini akan kita tindak lanjuti,” kata Gary.
Selain fokus pada pembersihan sampah di sungai, lanjut Gary, Sungai Watch juga melakukan tindakan preventif agar sampah-sampah plastik di sungai tidak sampai masuk ke laut. Caranya, Sungai Watch akan memasang 100 jaring sampah (trash barrier) di sejumlah lokasi, seperti kali, muara sungai, dan aliran irigasi.
Salah satu yang sudah terpasang ada di muara Sungai Kali Lo. Dalam satu minggu, lanjut Gary, pihaknya bisa mengumpulkan 660 kg sampah. Artinya, kalau dirata-rata dalam satu tahun sampah yang akan terkumpul bisa mencapai 33 ton dari satu titik ini.
“Jika semua jaring telah terpasang, tentu sampah yang berhasil kita jaring akan semakin banyak. Ini upaya untuk melindungi laut dari sampah plastik,” ujar Gary.