![$rows[judul]](https://dinamikaindonesia.co.id/asset/foto_berita/FotoJet_(49)1.jpg)
BANYUWANGI – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng terus memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Kali ini, sosialisasi diberikan melalui spesialis anestesi dan nyeri intervensi, dr. Yanuarningtyas, Sp.An-TI, FIP, yang menjelaskan tentang prosedur anestesi spinal sebagai salah satu metode pembiusan aman untuk tindakan operasi di area tubuh bagian bawah.
Menurut dr. Yanuarningtyas, anestesi spinal merupakan jenis anestesi regional yang dilakukan dengan menyuntikkan obat bius ke area punggung, sehingga tubuh dari pinggang ke bawah menjadi mati rasa. “Metode ini biasanya dipilih untuk operasi pada bagian bawah pinggang. Prosedurnya relatif aman, nyaman, dan efektif dalam menghilangkan rasa sakit,” terangnya.
Proses pembiusan dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dengan dosis yang telah disesuaikan agar efek bius bertahan lebih lama dari durasi operasi. Obat bius biasanya bekerja selama satu hingga tiga jam. “Saat disuntikkan, pasien mungkin merasa tidak nyaman, tetapi bukan rasa sakit. Setelah beberapa menit, pasien akan merasakan hangat, kesemutan, hingga kehilangan kemampuan menggerakkan kaki untuk sementara waktu,” tambahnya.
Baca Juga : Lebih dari 55 Juta Orang di Dunia Hidup dengan Demensia, RSUD Genteng Ajak Warga Waspada
Meski aman, anestesi spinal tetap memiliki efek samping ringan. Salah satunya adalah sakit kepala dan leher yang muncul satu hingga dua hari pascaoperasi, terutama saat pasien dalam posisi tegak. Namun, keluhan ini akan membaik ketika berbaring dan biasanya sembuh sempurna dalam beberapa hari. “Pasien tidak perlu khawatir karena efek ini bisa diatasi dengan obat sederhana,” jelasnya.
Setelah prosedur, tubuh membutuhkan waktu sekitar empat hingga enam jam untuk pulih. Pasien juga akan mulai merasakan nyeri di area operasi sekitar empat jam setelah obat bius diberikan. Untuk itu, tim medis biasanya menyiapkan obat pereda nyeri melalui infus guna memastikan pasien tetap nyaman.
dr. Yanuarningtyas menekankan pentingnya komunikasi antara pasien dan dokter sebelum tindakan operasi. “Sebaiknya pasien menanyakan secara detail tentang apa yang perlu dipersiapkan sebelum, saat, dan setelah prosedur anestesi spinal. Hal ini sangat membantu kelancaran jalannya operasi,” pungkasnya. (*)