Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbangkab) Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Tahun 2025 dan penyempurnaan Ranwal Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2045 di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu
(06/03/2023).
Hadir dalam forum Musrenbangkab, Bupati Banyuwangi,Ipuk
Fiestiandani, Wakil Bupati,H Sugirah, Wakil Ketua DPRD, M.Ali Mahrus,
Sekretaris Daerah Mujiono, Jajaran Kepala OPD, Dinas vertical, Kepala Desa, LSM
hingga Organisasi Masyarakat.
Baca Juga : Pansus Ranwal RPJPD 2025-2045 dan Raperda LP2B Dibentuk DPRD Banyuwangi
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Muhammad Ali Mahrus berharap
melalui Musrenbang 2025 program pembangunan daerah harus lebih baik dan
manfaatnya benar-benar dapat dirasakan Masyarakat. Dan ada sinergi yang lebih
kuat antara Pemda, DPRD, Forpimda dan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten
Banyuwangi untuk mendukung pelaksanaan Pembangunan daerah.
“Sebagai pimpinan dewan, kami berharap bagaimana Pembangunan
kedepan lebih baik dan didasarkan pada sinergitas eksekutif dan legislatif,
maka pokok-pokok pikiran dewan, pertimbangan-pertimbangan yang disampaikan
dalam upaya menjalankan program kerja menjadi penting,sehingga golnya nanti
dalam pembahasan anggaran terkait eksekusi alokasi dana yang dibutuhkan,” ucap
Politisi PKB asal Kecamatan Songgon ini.
Mahrus mengatakan, sesungguhnya RPJPD, RPJMD hingga RKPD
yang dirumuskan dasar utamanya adalah Peraturan daerah atau Perda Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang telah ditetapkan DPRD Bersama Bupati Banyuwangi pada
bulan Januari 2024 lalu.
“Alhamdulillah sesuai tupoksi kita di lembaga legislatif,
kita sudah mengesahkan Perda RTRW yang menjadi dasar proyeksi Pembangunan kita
untuk satu tahun,lima tahun bahkan untuk dua puluh tahun kedepan,” ucapnya.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi ini menegaskan, semangat kedepan
bagaimana pembangunan daerah harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Maka besaran APBD bukanlah suatu tujuan
tetapi APBD merupakan bagian dari instrumen atau alat untuk mensejahterakan
rakyat.
“Proyeksi pembangunan yang hari ini kita rumuskan setidaknya
ada empat pendekatan, baik secara politik, teknokratik, partisipatif, bottom up
maupun top down,” tegasnya.
Selanjutnya harapan DPRD, pembangunan daerah berorientasi
pada hasil sehingga dampaknya, benefitnya jelas untuk kepentingan rakyat. Dan
pedomannya adalah indikator kinerja utama tidak hanya sekedar anggaran terserap
tapi dampaknya tidak jelas dan manfaatnya tidak nyata. Kemudian terkait dengan
kemudahan investasi maka seluruh potensi Banyuwangi yang saat ini dikelola
eksekutif dan legislatif tentu membutuhkan bangunan komunikasi yang lebih baik
pula.